Sidoarjo, Negesindonesia.com –
Perlakuan diskriminatif dan penolakan oleh warga kota Sidoarjo terhadap seorang penyandang disabilitas kembali terjadi, nasib tragis ini menimpa seorang penyandang disabilitas intelektual dan mental berinisial AA (laki 23) asal Kab.Lumajang yang saat ini tinggal bersama ibunya (single parent) Jl.Kolonel Sugiono gang damai 2 RT01 RW02 desa kepuh kiriman Kec.Waru – Sidoarjo Jatim Rabu, (2/11/2022).
Satu hal yang membuat kejadian ini sangat disesalkan oleh sejumlah aktivis disabilitas adalah, perlakuan diskriminatif dan penolakan oleh warga terjadi hanya selang beberapa hari setelah AA selesai menjalani 9 bulan masa rehabilitasi, berdasarkan keterangan ibunya Iin (47) kejadian tersebut terjadi saat dirinya sedang berkumpul bersama putranya pada Sabtu (30/10) di kontrakan barunya.
“Waktu itu saya sedang menerima tamu teman-teman yang sedang menjenguk AA di kontrakan, tiba-tiba ada beberapa warga yang datang untuk meminta saya dan anak saya segera pindah,” kata Iin saat dikonfirmasi awak media lewat sambungan telpon.
Menurut pengakuan Iin, warga merasa terganggu dengan kebiasaan AA yang suka buang air besar (BAB) tidak pada tempatnya.
“Anak saya memang belum bisa BAB secara mandiri, hasil pemeriksaan tim medis juga menyatakan AA memiliki hambatan intelektual, fisik dan mental,” ungkapnya.
“Kalau saya ada dirumah ya pasti langsung saya bersihkan jika AA sedang BAB, apa karena anak saya tidak bisa BAB secara mandiri lantas saya selalu ditolak warga disana sini, saya capek dan kasihan terhadap nasib AA,” tambahnya.
Sebagai seorang ibu, dia ingin merawat secara langsung anaknya dengan baik ditempat yang cukup layak, namun karena pekerjaan serabutan yang tidak tentu penghasilan per bulannya, mereka harus sering bergonta-ganti kontrakan.
Iin pun berharap besar kepada Pemerintah agar segera turun tangan untuk memberikan perlindungan kepada putranya yang sering mendapatkan penolakan atau perlakuan diskriminatif dari masyarakat.
“Dengan segala kerendahan hati, saya memohon ibu Risma Mensos dan ibu Khofifah Gubernur Jatim untuk membantu anak saya,” ujarnya.
“Sejujurnya saya hanya ingin hidup bahagia dan merawat anak saya di tempat yang semestinya, lebih lanjut pihaknya hanya ingin mendapatkan bantuan akses rumah bersubsidi untuk ditinggali bersama putranya, demi AA saya tidak meminta rumah gratisan, saya hanya meminta bantuan mendapatkan rumah subsidi Pemerintah, selanjutnya akan saya cicil setiap bulannya,” tutupnya.
Sebelumnya, LIRA Disability Care (LDC) dan Dinsos Jatim merekomendasikan AA untuk di Rehabilitasi, setelah menjalani 9 bulan di Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya, Panti Rehabilitasi Sosial Bina Laras Pasuruan (UPT-RSBL), dan akhirnya AA harus kembali mendapatkan perawatan dari pihak keluarga, namun tragis kehadiran AA ditolak oleh beberapa warga Sidoarjo.
(mah/an)