Dakel Surabaya Banyak Tersedot Untuk Permakanan, Belum Maximal Sentuh Pemberdayaan Masyarakat || NegesIndonesia

KABAR SURABAYA93 Dilihat
Advertisements

 

Surabaya, Negesindonesia.com – Pemanfaatan dana kelurahan (dakel) di Kota Surabaya, belum banyak menyentuh program pemberdayaan masyarakat. Dari temuan DPRD Surabaya, sekitar 85 persen anggaran kelurahan itu justru habis digunakan untuk belanja permakanan.

Fakta itu terungkap dalam rapat Komisi A DPRD Surabaya bersama camat dan lurah se-Surabaya Selasa (1/11). Tak ayal, banyaknya dakel yang dipakai untuk permakanan itu menuai kritik dari para wakil rakyat.

Baca Juga :  Pemkot Surabaya Per 1 Juni Akan Terapkan Perda 5 Kawasan Bebas Rokok Salah Satunya Tempat Ibadah, Ada Denda Jika Melanggar

”Ada program pemberdayaan masyarakat, tapi isinya mayoritas untuk permakanan semua,” cetus anggota Komisi A DPRD Surabaya Imam Syafi’i

Dakel di 154 kelurahan se-Surabaya banyak digunakan untuk permakanan daripada program yang lain. Kelurahan Jambangan, misalnya. Dana permakanan mencapai Rp 723 juta. Anggaran permakanan di Kelurahan Dukuh Menanggal sebesar Rp 429 juta. Padahal, plot anggaran diberi nama program pemberdayaan kelurahan.

Baca Juga :  Malam Tirakatan HUT RI ke-77, Hj.Lulu Lili Aljufri Ketua RW 04 Ajak Warga dan Pengurus Berdoa Bersama Untuk Para Pejuang Kemerdekaan | Negesindonesia

”Lalu, unsur pemberdayaan warganya di mana?” tegas Imam yang anggota dewan dari Partai NasDem itu.

Mochamad Machmud, anggota komisi A lainnya, meminta anggaran permakanan tahun 2023 tidak boleh diambil lagi dari dakel. Tapi melalui dinas sosial (dinsos) atau bagian pemerintahan dan kesejahteraan rakyat (kesra). Skema belanjanya dalam bentuk bantuan sosial (bansos). ”Yang mengajukan harus melampirkan proposal. Nanti akan dilihat peruntukannya,” kata dia.

Baca Juga :  Yayasan Panna Jatim Gelar Sosialisasi dan Tes Urine di SMA Sejahtera | Negesindonesia

Anggaran dakel yang dikelola setiap kelurahan cukup besar. Per kelurahan mendapatkan lebih dari Rp 1 miliar. Adapun total keseluruhan dakel mencapai 5 persen dari total APBD. ”Anggaran yang besar ini eman-eman kalau tidak dimanfaatkan untuk pemberdayaan warga,” tutur Machmud.
(Mah/an)

Tinggalkan Balasan