
TRENGGALEK,Negesindonesia.com – Di perairan Pantai Gayasan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, cerita dramatis dari dua kapal pencari ikan dari Teluk Prigi telah mencapai babak akhir.
Operasi pencarian delapan nelayan yang menjadi korban kecelakaan laut telah dihentikan oleh Basarnas Trenggalek setelah tujuh hari pencarian tak membuahkan hasil.
“Sesuai SOP (Standar Operational Procedure), pencarian di tujuh hari pertama dan tambahan waktu dua hari hasilnya tetap nihil. Jadi operasi SAR kami nyatakan ditutup,” kata Koordinator Basarnas Pos SAR Trenggalek, Yoni Fariza di Trenggalek, Minggu.
Meskipun operasi pencarian resmi telah berakhir, pemantauan akan tetap dilakukan. Namun, tidak lagi dalam skema operasi pencarian khusus. Petugas SAR gabungan juga telah dibubarkan dan dikembalikan ke satuan masing-masing.
Yoni dengan tegas menyatakan komitmennya untuk tetap memantau dan berharap menerima informasi jika ada kabar mengenai keberadaan korban.
Tak hanya itu, Yoni juga mengajak seluruh nelayan yang berlayar di perairan Jawa bagian selatan untuk menjadi mata dan telinga ekstra.
“Kami sudah berupaya untuk mencari korban. Terima kasih tim SAR dari berbagai unsur maupun para nelayan yang sudah melakukan pencarian. Untuk keluarga korban yang hilang semoga diberikan kesabaran, apapun keadaannya semoga korban segera ditemukan,” katanya.
Sebelumnya, tragedi kecelakaan laut ini menimpa 23 Anak Buah Kapal (ABK) yang beroperasi di Pelabuhan Prigi Trenggalek. KM Mandala yang mereka tumpangi digemparkan oleh ombak di Pantai Gayasan, bagian barat Pantai Tambakrejo di Kecamatan Wonotirto, Kabupaten Blitar.
Meski 15 ABK berhasil menyelamatkan diri, delapan orang lainnya masih dilaporkan hilang dan belum ditemukan hingga saat ini. Semoga keajaiban bisa membawa kabar baik dalam pencarian mereka.