
Negesindonesia.com – Presiden Joko Widodo, yang akrab disapa Jokowi, sedang berhadapan dengan sejumlah tantangan serius dalam kepemimpinannya di detik akhir masa jabatanya.
Keputusan-keputusan terbarunya, terutama yang terkait dengan Mahkamah Konstitusi (MK), telah memunculkan pertanyaan dan kritik yang menuju pria asal Solo ini.
Salah satu kritik mengenai dugaan niat Presiden untuk menciptakan politik dinasti yang kuat di masa depan.
Ini terkait dengan keputusan-keputusan kontroversial seperti perpindahan ibu kota dan proyek-proyek berskala besar.
Meskipun bertujuan baik untuk negara, langkah-langkah ini telah menimbulkan serangkaian masalah serius.
Menurut Ekonom senior INDEF, Fadhil Hasan, upaya yang telah dilakukan dalam beberapa tahun terakhir ini tampaknya belum memberikan hasil yang diharapkan dan justru memicu kontroversi.
Banyak yang sebelumnya mendukung Presiden dengan fanatisme, sekarang memberikan kritik terhadapnya.
“Sebagai contoh, lebih dari 200 seniman, budayawan, dan aktivis telah menandatangani surat terbuka yang mengkritik beberapa keputusan MK, menciptakan ketidakpuasan publik. Dampak dari permasalahan ini adalah kerentanan pemerintahan Presiden Jokowi yang semakin terasa. Legitimasi yang diharapkan dengan keputusan-keputusan kontroversial tersebut belum tercapai, sehingga kekuasaannya tampak semakin rapuh.”kata Fadhil dalam kanal YouTube Achmad Nur Hidayat (Pakar Kebijakan Publik), Kamis (26/10).
Tantangan ini juga berdampak pada kemampuan pemerintah dalam mengatasi tantangan ekonomi yang akan muncul dalam beberapa tahun mendatang.
Selain itu, absennya salah satu tokoh kunci yang sangat dipercayai oleh Presiden, yaitu Luhut Binsar Pandjaitan yang saat ini sedang sakit, juga mempengaruhi manajemen pemerintahan dan pelaksanaan program ekonomi.
Ini semakin memperumit situasi pemerintahan.
Selain itu, dukungan dari partai politik, salah satunya Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang sebelumnya dekat dengan Presiden, dan partai-partai lain yang pernah mendukungnya, semakin berkurang.
“Situasi saat ini semakin rumit, dan banyak yang menunggu untuk melihat polemik ini teratasi dalam persiapan menuju tahun 2024.
Masa depan politik dan kepemimpinan di Indonesia tampaknya akan menjadi topik yang sangat penting untuk diperhatikan dalam beberapa tahun ke depan,” jelas Fadhil.
Dengan sejumlah tantangan yang melingkupi kepemimpinan di detik akhir Presiden Jokowi, perjalanan menuju tahun 2024 menjadi semakin menarik dan kritis untuk diperhatikan.